dulu kita sering bercerita, betapa sempurnanya mimpi kita kala itu, begitu hebatnya angan2 semu itu, hingga membuat kita sering lupa daratan, disibukkan membahasnya tiada habis, tempat berlari sejenak dari penatnya hidup -masing2- yang harusnya kita tata perlahan
ngeri memang mimpi itu, membuat kita seakan ingin terus terlena dalam halusinasi dan tak ingin menjejakkan kaki pada dunia yang seharusnya
keadaan berubah, kita akhirnya menempuh jalan yang berlawanan, kamu teguh dengan anganmu, sementara aku memilih langkah dalam kesendirian, namun kita tetap berteman
sesekali waktu kita bertegur sapa dan kamu meledekku menanyakan hasil dari pilihanku, --persetan dengan hasilnya kawan-- pekikku dalam hati, aku mengalihkan jawaban dengan tawa, biarkan saja aku sibuk dengan prosesku, begitupun kamu dengan urusanmu
semoga kelak kita sama2 sadari bahwa kita tidak salah pilih, good luck for us all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar