10 Juli 2016

Belajar Setiap Hari

pagi ini kami pengen makan diluar sekeluarga (kecil), sesekali biar bisa melontarkan jawaban "mau keluar bentar sama anak2" kalo pas dapat pertanyaan dari mertua, hehe

tujuan kami makan Gulai Kepala Ikan Karang, tepatnya di warung dekat Simpang TPI (dari Padang arah Pessel sebelah kanan), lupa nyatet nama warungnya #sigh

beringkittt, menyusuri Jati-Sawahan-Ganting-Mata Air, setelah melewati Simpang Akses Situs Malin Kundang dan SPBU (sebelah kanan), mendadak ada angkot yang baru aja menurunkan penumpang trus langsung jalan ambil ke kanan dan ga lama kemudian berhenti mendadak lantaran ada mobil didepannya yang mau putar arah menongolkan kepala mesinnya agak jauh, otomatis mobil aku rem dengan sedikit tergesa2, dan sepersekian detik kemudian terdengar 'brakkkk' di bagian belakang mobil kami, aduh batinku, keras ini keknya 'nyium'-nya, kuperhatikan spion, ada bapak2 tua membonceng anaknya dengan motor (maaf) butut yang mungkin rem-nya kurang pakem atau sang bapak sedang tidak konsen pas mendapati mobil kami, si bapak tidak kelihatan bersalah tapi aku menangkap adanya sinyal panik dan gelisah darinya, duhhh

ada 2 pilihan waktu itu

1. turun dari mobil, nyamperin si bapak dengan marah2 agar emosi bisa terluapkan - tanpa peduli apa kerusakan mobil - sembari (pura2) meminta ganti rugi untuk memenuhi hasrat nafsu dan ego, atau

2. berpikir sesaat, pahami dengan akal jernih bahwa hal ini sepenuhnya diluar kuasa kita, relakan saja, toh ini tentang materi yang masih bisa dicari pengganti, dan jelas tak terbawa ketika mati

tiap pilihan punya konsekuensi, yaitu (1) efeknya seharian bahkan mungkin sampai malam aku akan terus meledak2 dengan tetap berasumsi bahwa aku benar, hal ini jelas aku ceritakan ke siapapun dong, pada posisi ini sudah pasti rasa Gulai Kepala Ikan itu tak akan enak dilidah, atau (2) hatiku tenang, makanan tetap saja enak, mood tetap bagus

ketika pilihan sudah ditetapkan tanpa melihat dulu kondisi bemper plastik bagian belakang mobil, ada rasa 'penyerahan sepenuhnya' kepada Sang Pencipta, yang, begitu menyejukkan jiwa

si bapak berlalu tanpa berucap ataupun memalingkan wajah ke kami, ah sudahlah, kami pun berlalu melanjutkan pencarian Gulai Kepala Ikan ituh, Alhamdulillah bemper aman tak lecet sedikitpun, lanjut makan, nyam nyam

#SalamSatuAspal
#StaySafe
#JarKanSaja

Tidak ada komentar: