15 Juli 2016

Masa Persiapan Pensiun

satu dari sekian banyak hal yang berada diluar kuasa kita adalah waktu (atau umur), dengannya kita berkembang, dengannya kita belajar akan perubahan, dengannya berduka maupun bahagia, dan dengannya pula perlahan kita - pasti - menua

pada seorang karyawan, pensiun adalah hal melekat, sebuah tanda baca 'titik' selesainya sebuah bab dalam buku, untuk kemudian membuka bab baru yang - biasanya - berbeda dari kisah bab sebelumnya, terlepas dari statusnya yang 'dini' atau yang sesuai dengan nominal umur sesuai ketetapan divisi HR

hal ini perlu adanya persiapan, seperti: perubahan mental/mindset, perencanaan dan pengelolaan keuangan, dsb, yang biasanya memerlukan waktu tidak sebentar

perubahan mental/mindset tidak semudah membalikkan telapak kaki - eh tangan ding - namun juga bukan hal yang terlalu sulit, yang biasanya mengandalkan 'income' bulanan (meski kerja-ga-kerja 😁) menjadi pendapatan bergantung pada sekeras apa kita berusaha, inti perubahan ini dimulai dengan adanya 'kemauan untuk memulai'

dilihat dari sisi pengelolaan keuangan, ketika kita ingin memulai sesuatu - bisnis - perlu formula yang 'fair' agar keuangan kita tetap 'waras', atau minimal resiko bisa diminimalisir

berikut adalah pendekatan yang saya kira cukup logis (prosentase berdasar pada harta keseluruhan yang kita pegang saat itu)
1. 30% diperuntukkan khusus bisnis (yang dikelola sendiri dari tahap paling kecil, investasi tidak disarankan)
2. 30% untuk kebutuhan sehari2 (makan, sekolah anak, dsb), sesuaikan dengan perkiraan jangka waktu kapan bisnis anda masuk level 'stabil' (misal 3 tahun)
3. 30% sebagai dana cadangan yang tidak boleh diganggu gugat (kecuali point 1 dan 2 sudah benar2 kandas)
4. 10% dikhususkan dalam rangka misi sosial (zakat, infak, sodaqoh, berbagi dengan yang membutuhkan, dll)

catatan: satu dan lainnya pada pendekatan diatas tidak boleh saling toleransi, sebagai bentuk disiplin keuangan

siap tidak siap, kita harus tetap siap, bukan?

**disadur dari obrolan hari ini

Tidak ada komentar: