26 Desember 2008

Innalillahi Wainnailahi Rojiun, Ardi Nugroho

Kaget, sedih yang tak terhingga, berharap bisa sabar dan menyabarkan temen2 dan keluarga yang ditinggalkan ... Ketika seorang teman (yang baru ane kunjungi sepuluh hari yang lalu ketika dia sakit) dipanggil oleh Allah jam 4 dini hari tadi. Selamat jalan sahabat/teman/saudara/keluarga -ku ... Semoga dihindarkan dari siksa kubur, dibebaskan dari siksa api neraka dan mendapatkan surga Allah, amin2 ya robbal alamin.

Ku tak bisa (tak boleh) bersedih, harus bisa sabar dan ikhlas, karena sudah ditakdirkan oleh Allah
Teman lain pun tak boleh sedih, doakan teman kita Ardi, doakan selalu dengan seikhlas-ikhlasnya ...
Karena yang berawal harus bertemu akhir
Dan yang berdetak harus berhenti ketika tiba saatnya

Innalillahi Wainnailahi Rojiun ... Allah Maha Besar ... Selamat jalan sohib

22 Desember 2008

Antara Rokok dan Lensa

Pas iseng2 browsing (karena ga ada kerjaan), eh tiba2 kepikiran nyari harga lensa canon 70-200mm, ketemu ama link di fotografernet (harga seken 4,7jt -- tapi yang USM f/4), chat sama panda-ndut katanya ambil aja, coba telpon temen yang di Bali malah disarankan nyari yang AIS f/2.4 yang harganya naudzubillaaah (15jt cing !!!). Iseng2 lagi kalkulasi dari uang konsumsi rokok, ketemu itungan seperti ini ...
- Sedino rokok rong bungkus
- Rego sak bungkus 10 ewu
- Ping 30 dino ketemu 600 ewu
- Diitung sampek setahun metu 7,2 yuto
- Lha umpomo iso rong taun mandeg oleh 14,4 yuto
Jangkep!!!!
*** Lha terus kapan mandeg-e rokokan kie ... ? :((

17 Desember 2008

Sungguh, Kuasa Allah itu Benar2 Luar Biasa Hebat

Lagi nyantai sambil ngrokok nunggu info pesawat yang delay, tiba2 datang penumpang (bapak2 yang sudah pensiun) dengan tujuan penerbangan berbeda. Eh, terjadilah obrolan santai dan sederhana berawal dari pertanyaan 'tujuannya kemana ?', 'kerjanya apa ?' ... Yang akhirnya mengarah pada topik keimanan. Wow, benar2 suatu berkah tidak terduga karena inti sari dari obrolan tsb adalah saling mengingatkan bahwasannya tujuan hidup manusia hanyalah sederhana saja, yaitu beribadah di jalan Allah. Terima kasih banyak pak 'john doe', selamat jalan, semoga berhasil dengan 2 cara bapak (istighfar dan bersyukur), dan semoga selamat sampai tujuan :)

Jalesveva Jayamahe

Siang ini musti cabut dari hotel cemara dan jalan ke bandara soekarno-hatta, saat naik bus DAMRI (khusus angkutan bandara) tak sengaja melihat kantor TNI-AL dengan slogannya yang bermakna 'justru dilaut kita jaya'. Luas benar memang porsi laut dibanding dengan daratan di negara ini, namun juga membutuhkan effort yang tidak sedikit, contohnya untuk sistim komunikasi antar armada saat berada di laut lepas, VSAT adalah salah satu alternatif yang cukup memenuhi unsur strategisnya, namun begitu sisi finansial untuk mendukung investasi dan maintenance-nya juga sangat2 mahal karena sistim transmisi alternatif lain (yang handal) belum bisa menyaingi kemampuan VSAT itu sendiri. Semoga tetap jaya, semoga negeri ini bisa tetap kaya (baik dari sisi budaya, kekayaan alam yang terjaga, dan sikap masyarakatnya).

** to Ardi, lekas sembuh ya men, dijaga makannya kalo dah sembuh
** to Farid, tx atas sharing bisnis knowledge-nya, refresh ide buat masa depan
** to Hendro & cewek IM2 (ndak tau namanya :d), tx buat obrolannya, it was nice to meet all of you guys
** to p Agus, makasih buat traktirannya bos, ingat, dilarang pusing, hehehe

C ya

Jangan Gusar, Nikmati Saja ...

Meniti tetesan embun di senja pagi
Bernafaskan sejuknya udara yang menemani
Sebuah rasa, syukur nikmat yang sering terlupa
Kadang hanya keinginan, tak tergerak tanpa upaya

Benci, dongkol, marah, sedih pun menyapa
Menghiasi, mewakili, melambangkan jiwa
Senang, senyum, syukur, bahagia pun tak terlupa
Memberikan makna lebih pada hidup, menyejukkan dahaga

** semua yang telah terjadi, dijalani, selalu saja punya makna, dan hanya kejujuran yang bisa menjelaskan, bersabarlah, nikmatilah, tersenyumlah pada semua nikmat dari-Nya

11 Desember 2008

Persepsi

Sejalan dengan beragam hal yang sudah ane hadapi/jalani, terdapat begitu banyak hal yang secara tidak langsung mengajari (baca: memaksa) ane untuk belajar memandang sesuatu hal/problem/orang/watak orang berdasarkan persepsi-persepsi. Memang ada kalanya ini berhasil dan ane bisa melihat 1 hal dengan sebab dan akibat yang bermacam-macam (tergantung pada trigger dan hasil yang ente inginkan). Di sisi lain, kebiasaan ini menjadi sesuatu yang kurang baik ketika ane menerapkannya dalam semua aspek kehidupan ane (termasuk pada nilai keyakinan/iman ane sebelumnya). Subhanallah, ampuni aku ya Allah ya Robbi, dosa hamba-Mu ini yang begitu banyaknya, yang telah melihat-Mu dengan persepsi (bukan dari Kebesaran-Mu yang serba luar biasa, yang mana akal ini tidak lagi sanggup untuk menghitung segala nikmat dari-Mu). InsyaAllah untuk saat ini, keyakinan/iman serta kesadaran bahwa ane adalah 'hamba' Allah tidak lagi berdasar pada persepsi, melainkan pada fitrah/suara hati ane yang dulu (sesuai dengan janji ane dengan Allah sebelum ruh ane ditiupkan ke jasad ane saat dalam kandungan, bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Adalah Utusan/Rosul Allah) ... Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar ...

07 Desember 2008

Menjadi Peternak (Pengusaha) Lele - Part 1

Di sebuah negeri 'langit nan cerah' terdapat seorang bapak yang anaknya sedang jauh (merantau) ke negeri orang. Saat kondisi ekonomi yang serba sulit, usaha sang bapak terkena imbas dan sepi order, yang akhirnya membuat bapak sedikit memeras otak mencoba bisa inisiatif mencari usaha (sampingan) lain. Di saat yang sama, di kampung bapak sedang rame2nya orang berbudaya ikan lele (bahkan sampai susah banget mencari bibit). Setelah berhasil meng-kalkulasi-kan kebutuhan, sang bapak memberitahu ke anaknya tentang rencananya ingin beternak ikan lele. Walhasil, sang anak setuju dengan rencana bapak dengan syarat diterapkan sistim 'untung dijadikan tambahan modal pada tahap berikutnya'. Namun anaknya ingin bapak meng-kalkulasi ulang kebutuhannya (dengan persepsi jangka panjang puluhan tahun, tidak sekedar dalam hitungan tahun). Dan sang anak langsung mengirimkan modal seraya berdoa agar usaha lele ini kelak dapat berhasil sehingga bisa sedikit merubah rizki lebih baik dan bapak tidak perlu lagi terlalu capek baik secara fisik maupun pikiran akibat usaha yang sekarang.

Setelah modal di-transfer, bapak langsung membelanjakan untuk keperluan sesuai yang direncanakan, diantaranya :
1. Membuat 5 buah kolam, 3 buah kolam tanah menggunakan terpal, 2 buah menggunakan dinding plester.
2. Membeli bibit sebanyak 6 ribu untuk 3 buah kolam tanah, sementara kolam dinding plester masih dibiarkan agar kering (baru diisi 4 ribu bibit satu bulan setelahnya).
3. Membeli pakan jadi (pelet) lele per 10 kg untuk satu bulan. Di sisi lain, sang bapak juga membuat pakan sendiri hasil resep dari anaknya yang mencari di internet. Di samping itu, daun 'sedaer' dan daun pepaya (yang terkenal ampuh menjadi anti-bodi lele) juga diberikan.

Rutinitas :
1. Sortir dilakukan pada tiap kolam untuk lele yang berukuran lebih besar karena ditakutkan akan memakan lele yang lebih kecil, maklum aja lele memang termasuk kanibal.
2. Pakan/pelet diberikan tiap hari, pagi dan sore hari, jadi tidak mengganggu pekerjaan bapak yang sudah ada.

Lambat laun seiring dengan waktu yang bergulir, 3 bulan sudah hari berjalan dan akhirnya lele siap untuk dijual (ke tengkulak). Lagi2 perhitungan bapak meleset lagi, hasil yang diharapkan bisa mencapai 10 kuintal hanya tercapai 7 kuintal saja (dan harga per-kg ke tengkulak adalah 11 ribu), Alhamdulillah masih mendapat untung karena sebagian besar pakan/pelet dibuat sendiri. Dapat disimpulkan bahwa panen tahap pertama ini sudah tergolong sukses.

Pada tahap kedua (3 bulan ke depan), bapak mencoba sedikit improvisasi dengan cara bekerjasama dengan rekannya untuk menyebar bibit lele sebanyak 25 ribu di sawah dengan ukuran 13m X 26m, di sisi lain bapak juga tetap menyebar bibit di kolamnya sekaligus memulai pembibitan sendiri.

Tunggu kisah berikutnya ...

01 Desember 2008

Klasik vs Mobilitas

Saat ngobrol di t***** ama beberapa rekans, keceplosan itung2an speed rate speech yang ada di PSTN ama fixed phone, ternyata pemahaman ane yang selama ini salah (1 pelanggan = 2MB), dimana yang benar adalah masing2 pelanggan disediakan bandwidth sebesar 64kbps (yang notabene hanya terpakai sd 16kbps untuk voice/speech menggunakan de-multiplexer, selebihnya untuk signaling interrogation). Berarti bisa keitung total capacity SST dari sebuah sentral (misal perangkatnya siemens, 1 LTG = 4 DIU, 1 DIU = 2MB, 2MB = 32x64kbps, = 32 pelanggan untuk 1 DIU, dikurangin 1 TS0 karena untuk keperluan sinkronikasi). Makasih pak atas koreksinya ...

Di sisi lain, terpesit pertanyaan 'mengapa PSTN (telepon rumah) yang minim fitur ini masih dianggap sesuatu yang penting ?' jawabannya ternyata simpel aja ... Pada alamat pelanggan PSTN yang tertera adalah fixed alias tidak berubah seperti halnya pada GSM/CDMA yang sangat mobile, dan alamat pelanggan PSTN ini lebih sesuai untuk pengajuan aplikasi (seperti: credit card, layanan GSM, PLN, PDAM, etc).

So simple right, but 'sometimes' its truly important and mobility should loose in classical ways ...

Dinamika dalam Kehidupan

Ada pernyataan dari temen yang ga sengaja ane denger beberapa waktu yang lalu menyangkut kondisi di perusahaan tempat ane kerja, yaitu 'tidak ada yang pasti disini, kecuali perubahan'.

Pada kenyataannya, di banyak perusahaan memang memberlakukan pemahaman ini dikarenakan tuntutan pasar/kondisi yang sangat2 dinamis mempengaruhi beragam faktor yang mendukung terciptanya situasi (efisiensi) yang diinginkan oleh pihak2 yang berkepentingan di dalamnya.

Sampai dengan saat ini, sudah banyak terjadi perubahan dalam kehidupan ane (insyaAllah ke arah yang semoga saja lebih baik), dan disisi lain ane juga masih terus belajar dan menggali lagi ilmu2 terkait dengan perubahan, karena jika suatu saat harus terjadi perubahan tsb, ane sudah siap untuk menjalani untuk perubahan lain yang lebih baik lagi ... Amin ... So keep fight guys, for you own goods :)

* sebenarnya tidak ada yang tidak berubah dalam dunia ini, kecuali petunjuk dari Allah yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits
* semoga bisa menjadi manusia yang (lebih) baik, amin