23 Juli 2016

Bagaimana Jika, Semisal, Andai Saja, Coba Kalau

frasa2 bodoh ini akrab sekali denganku -- dahulu kala -- kata2 buaian yang seketika membuat cangkang sempit tanpa kusadari

"coba saja kalau dulu proyeknya berhasil, pasti aku ..." itulah kalimat pembuka curhat kawanku siang itu, kunyalakan rokok dan mencoba memahami ke arah mana pembicaraannya kali ini, hingga akhirnya dia menghela nafas panjang yang aku artikan -- mau tidak mau kegagalan ini harus diikhlaskan --

tiba2 aku teringat, ketika -dulu- pernah mendapati beberapa peluang -- too good to be true -- yang begitu membutakan akal dan memberikan jalan luas pada nafsu, yang hasilnya kosong, nihil tanpa hasil, dimana aku belajar bahwa 'terlalu mudah' itu tidak ada, kecuali kenyataan dalam angan, tidak lebih dari desiran angin laut pada mimpi

kutatap mata kawanku, "pernahkah kamu bayangkan gimana keluargamu sekarang ketika dulu proyekmu itu berhasil? akankah kamu tetap menyayangi mereka seperti sekarang ini?", kawanku menganggukkan kepalanya perlahan berkali2 tanpa dia paham

adilnya Tuhan memang seringkali sulit diterima akal kita, terlalu banyak faktor yang luput dari unsur nominal yang sering kita jadikan acuan dalam berhitung, tapi ketika bisa ikhlas menerima -apapun- hasilnya dan bisa mengambil hikmah didalamnya, insya Allah kita bisa menatap masa depan lebih yakin

Tidak ada komentar: