11 Juli 2016

Abang Ga Mau Ngakuin Adeknya

saya percaya bahwa tiap rencana kita adalah baik, dan saya yakin bahwa tiap rencana-Nya adalah yang terbaik

oktober 2011, kami sudah sampai di salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Padang, sesuai dengan 'schedule' dengan pak Dokter kandungan bahwa hari ini akan dilakukan operasi caesar untuk anak kedua - sebut saja namanya Adek -

Abang hanya pasang wajah cemberut, males2an, seperti halnya 3 bulan belakangan, yang tetep 'kekeuh' kalo dia ga mau punya adek, manusiawi sih karena takut tersaingi dalam hal kasih sayang

waktu berselang, dan alhamdulillah Adek terlahir sehat-lengkap-ganteng menangis sekerasnya, kudekatkan dia pada ibunya dan istriku tersenyum, terima kasih sayang ucapku :) ... daaan, Abang masih duduk terpaku di sudut ruangan kamar rawat inap dengan tetap memasang wajah cemberutnya

kucoba dekati Abang, "Bang, Adek ini saudaranya Abang, bukan musuh atau pesaingnya Abang, Ayah sama Ibu tetap sayang sama Abang kok, tapi Abang harus sabar ya, kita sama2 ya Nak" ucapku

setahun berlalu, akhirnya Adek bisa berjalan, dan Abang sudah mulai bisa menerima bahwa Adek adalah saudaranya sekaligus teman mainnya, jangan ditanya setahun itu gimana gampang ngambeknya Abang ketika kami mendahulukan segala sesuatu buat Adek, protes, mrengut, dan lain sebagainya

hari demi hari berlalu dengan baiknya, mereka saling berkembang, bermain bersama, saling melengkapi dan menyayangi, saling jotos dan saling tendang juga tentunya, baru berhenti kalo energinya sudah sama2 habis, hehe

tetap sehat ya Bang, Dek.

Tidak ada komentar: