03 September 2016

Level pada Sudoku

Easy, clue >80%, spekulasi <20%

Medium, clue >=60%, spekulasi <=40%

Hard, clue <=40%, spekulasi >=60%

Ekstrem, clue <20%, spekulasi >80%

sedang berada di level manakah (hidup) anda?

11 Agustus 2016

Langit yang Tenang

dia terkesan diam namun bergerak
dinamis serta disiplin pada temponya
dia selalu ada setiap waktu
baik siang ataupun malam

sumber pencarian inspirasi kali ini
berakhir pada sang langit
biru putih saat terang dan jernih ketika kelam
padanya ketenangan, saat mata ini terpejam

10 Agustus 2016

Mereka Melihatmu Berkembang ( Peluang Diluar Rencana )

(setahun dua bulan dua belas hari) yang lalu, di sebuah kedai kopi -setarbak- di bilangan jakarta pusat, aku yang kebetulan ngumpul dengan beberapa kolega terkait pekerjaan, ada janji tambahan dengan teman lama yang menyodorkan tawaran, pilihan yang tiba2 datang ketika aku tidak siap, saat dimana diri ini merasa perlu 'bertahan' tanpa memegang alasan, pelajaran berharga buatku pribadi, berikut kutipan perbincangan kala itu (sorry jika tidak persis seperti obrolan aslinya karena beberapa faktor --well, you know lah-- termasuk karena ingatanku yang semakin rapuh #wkwkwk), semoga bermanfaat buat yang mau baca

a. kim, gue mau ada kerjaan di-'luar', elu mau ga? salary-nya se-'gini' sebulan, kontrak setahun, extendable :) depend on your attitude and work results, gimana minat ga?
b. --aku bengong cukup lama antara ga percaya sama bingung-- walah ini serius ini om? ane kira kerjaan di negara kita dan ente perlu tim, ane bisa lah cariin, lha kalo kaitannya sama ane pribadi dimana ane musti cabut dari kerjaan sekarang, ane kok malah jadi bingung :|

a. kerjaannya gampang deh, entar elu cukup monitoring -network- trus bikin report-nya buat gue, bla bla bla, elu bisa lah
b. --aku diam sembari masih bingung dan sedikit masih ingin terlena dengan selebrasi support pekerjaan yang baru saja selesai--

a. gimana kim? minat? atau perlu waktu untuk berpikir? berapa lama elu perlu waktu? gue punya jadwal juga soalnya
b. bukan itu bro, jujur aja ane kaget dan masih bingung, tapi kalo boleh ane tanya ke ente, tawaran ini sudah pernah ente sampaikan ke temen2 yang lain belum?

a. belum, elu yang pertama dapat tawaran ini :)
b. lantas, kenapa harus ane?

a. sejauh ini gue sering muter2 ketemu orang2 yang kebetulan kenal juga sama elu (toh dulunya -dan sampe sekarang masih- temen gue juga), sedikit banyak gue akhirnya tau elu orangnya gimana dan hasil kerja elu kek apa, disisi lain secara tidak langsung gue merhatiin elu di medsos meski gue sering pasif dan hanya ngelihat, dan beberapa sudut pandang lain yang akhirnya menyimpulkan kalo elu 'pas' buat pekerjaan ini
b. wow, trims atas upayanya mau mengenal ane lebih jauh --disini aku mulai mencari2 excuse yang sifatnya riil meski sebetulnya tidak perlu dilakukan :p-- tapi kan ente tahu kalo ane cuman lulusan 'esemka', bahasa inggris ane juga 'seadanya', dan banyak kekurangan2 ane yang lain

a. udah deh kim, elu cukup jawab 'bersedia' atau 'tidak bersedia' sisanya gue yang urus, bahkan elu ga perlu bikin curriculum vitae, dsb, cukup urus visa, kalo udah kelar langsung berangkat, selebihnya gue bantu omongin ke HRD atau subcon gue, gimana?
b. keknya ane perlu waktu untuk jawab bro, sebentar yes

--aku mikir sesaat, mencoba berhitung dari sudut angka, effort, status sosial, kesempatan, kesiapan, dan banyak hal lainnya. di deret bangku seberang, temenku ngobrolin hal lain dengan kolegaku--

b. bro, keknya ane ga bisa, mmm maaf, maksud ane, ane tidak bersedia, bukan karena ane ga perlu duit, bukan juga karena ane ga tertarik dengan tantangan pekerjaan dari ente, tapi karena sekarang ini ane masih pengen bertahan dulu, dan juga anak ane baru mau masuk 'esde' masa dimana dia perlu sosok ane dari dekat, jujur ane sampe saat ini bersyukur karena ente nganggep ane 'cukup mampu', that really means a lot for me, bro :)

a. ok siap kim, gue ngerti jika elu tidak bersedia, mungkin lain waktu, lain pekerjaan, lain kesempatan, ok kalo gitu gue cabut dulu ya, ada komitmen sama calon client lain gue deket sini
b. ok siap, makasih banyak teman, until next time :)

**jabat tangan**

semoga setiap dari kita bisa menjadi pribadi yang selalu berusaha untuk lebih baik, amin

06 Agustus 2016

Perlahan

a. gimana progres pondasi?
b. masih jalan, rugi gue tahun ini lantaran tebakan meleset, haha

a. lho kok bisa?
b. ya gitu deh, banyak ketemu kayu tua, terpaksa diambilin dan ditimbun supaya padat dan aman kedepannya

a. tapi keknya lancar2 aja, cem mana caranya?
b. kayu-kayu tuanya bisa dijual tahunya, bantu operasional lah meski ga banyak, mayaaan, wkwkwk

a. set dah, elu tuh ya, trus pagar apa kabarnya?
b. lagi dirakit juga noh, keknya lama, sembari belajar sih #sigh ... itupun bahannya ga semua baru, lumayan ngirit dikit

a. dinding? atap? jendela? kanopi? teralis?
b. oi oi oi, elu apaan sih, entar dulu, nikmati dong prosesnya dari bawah, step by step kalo kata orang berdasi, maen nyosor aja luh

a. gue penasaran tau ini nanti kek mana hasilnya
b. jiaahhhh, kalo penasaran kenapa ga nyoba ndiriiiii

srupuuutttt

03 Agustus 2016

Jodoh

ketika dulu Mac dan Win berjalan masing2 dan saling bersaing, meski kenyataannya mereka mengambil segmen konsumen yang berbeda, banyak sekali kontroversi yang mengiringi perjalanan mereka berdua, Mac mengaku sempurna, sementara Win berdalih lebih mudah digunakan, masing2 berpegang pada persepsinya

hingga akhirnya mereka bisa berjalan beriringan, tidak saling menjatuhkan, tapi sebenar2nya memberikan pilihan kepada pengguna sesuai dengan kemampuannya

mirip pencarian jodoh, tidak ada calon jodoh yang sempurna, karena kesempurnaan hanya akan terjalin ketika dua jiwa bisa berjalan ke arah yang sama, saling mengisi juga saling menorehkan cerita bersama2

kalo ngaku udah sempurna, ya wes jomblo aja sampe modar gapapa ;) #OraMekso

Para Pendiri Pondasi

sejarah -yang ditulis- banyak yang bergeser pada cerita sebenarnya, luputnya pencatatan sebagai bahan dasar pembelajaran untuk generasi selanjutnya sering berulang seperti halnya 'de javu' berulangnya cerita2 itu sendiri

berbagai unsur kepentingan dijadikan dasar ketika sebuah cerita akan dibuat, dengan disisipkan pendapat pribadi dan juga imajinasi dari penulis itu sendiri

entah berapa banyak pelaku sejarah yang tidak ikut diceritakan pada 'buku cerita' yang ada, mereka hampir tak bisa merubah apapun didalamnya kecuali berdamai dengan pikirannya sendiri

pondasi akan selamanya tertutup terhias lantai dan dinding, kokoh atau tidaknya pondasi hanya bisa dijawab oleh waktu, saat dimana lantai terkuak dan dinding itu roboh

Mengoper Bola

a. bro, gue ada minibus mau ganti ban? bantuin ya? termasuk budget pekerjaan elu kan?
b. ok siap, iye

... ban sudah terpasang, kemudian ...

a. loh bro, kok ban-nya vulkanisir sih? ga cocok lagi
b. emang kemaren elu bilang minibus elu merk/tipe apaan? emang lu bilang juga spek ban lu cem mana?
a. loh tapi bro, elu kan harusnya udah tahu yang biasa dilakukan
b. matamu lah bro

sudut pandang itu perlu disamakan, kadang harus duduk -secara fisik- bersama2 supaya persepsi bisa sama persis, namun karena satu dan lain hal dan kurangnya waktu/kesempatan akhirnya ditempuh percepatan

sayangnya, kecenderungan pemakaian kata 'biasanya' masih acap kali terjadi, well, ayuk main bola lah kalo begitu

31 Juli 2016

Ide Ngawur

tiba2 kepikiran sebuah sistem bisnis yang siap berkembang, apapun kondisinya, bukan selalu dipaksa adaptasi

memang tidak mudah, tapi yakin bisa, sekarang bisa jadi ini hanyalah dongeng, waktu yang bisa jawab apakah dongeng ini bisa diwujudkan atau tidak

a. gimana dengan nyinyir-ers bro?
b. tidak sekarang, akan ada saatnya nanti ;)

29 Juli 2016

Coba Dulu

a. kenapa ente nyoba ternak kambing?
b. ane seneng denger cerita, sekaligus suka bercerita, kebanyakan nganggep cerita ane omong kosong -- dan tidak ada yang salah dengan itu -- karena kebanyakan ane rasain sendiri, kambing sebatas pembuktian terbalik supaya tidak dianggap omong kosong lagi

a. emang yakin sama hasilnya?
b. yakin sih pasti, tapi hasilnya gimana bukan kuasa ane, yang ane tahu ane wajib berusaha

a. nilai lainnya?
b. rasa ingin tahu ane ga bisa ane kekang, harus dijawab dengan perbuatan, mungkin cara ane tidak sempurna, paling tidak ane udah punya arah

niat baik, ucapan baik, saran baik, belum tentu diterima dengan baik, harus mencoba dulu baru berucap, akal sebagian besar dari kita memang cenderung berpikir logis, lebih mudah percaya ketika disuguhkan bukti nyata di depan mata (bahkan ada juga yang baru percaya jika sudah mengalami sendiri)

one thing for sure, i want to be DO-er (while i was TALK-er in the past #BigSmile)

Nikmat

a. nikmat apa yang elu dapat hari ini?
b. antar-jemput sekolah anak gue, pas pulang kerja sekalian jemput dia ngaji di masjid

a. emang apa yang elu cari dari itu?
b. gue pengen melihat anak gue tersenyum, dan dalam senyumnya dia tahu kalo gue ada buat dia

a. simpel bener ya idup elu?
b. mau cerita yang rumit? banyaaakkk, wkwkwk

#TetapBersyukurLebihBaik

28 Juli 2016

Rumongso

pada era seperti sekarang, hampir semua informasi harus dilandasi dan dapat dibenturkan dengan data dan fakta, sudah mulai jarang sekali yang menjadikan 'rasa' sebagai salah satu unsur pertimbangan -- padahal sejatinya kita juga punya hati, tidak hanya akal atau logika -- yang perlahan membuat hati 'mati rasa'

hidup seharusnya sederhana, 'merasa' salah ya sadar diri mundur, ketika benar ya tetap membuka jalan kritik agar tidak jumawa

seperti halnya kopi yang selalu menyuguhkan rasa -- apa adanya -- ketika dinikmati, sroepoeoettt ...

Harapan di Masa Tua

siang itu teriknya luar biasa, aku memarkirkan motorku agak jauh dari gerbang sekolah biar ga ribet ngeluarinnya, maklum parkiran udah pada numpuk dan lalu lintasnya cukup padat

"belum keluar lagi pak?" sapaku mencoba ramah kepada seorang bapak tua yang sering kulihat konsisten antar-jemput cucunya, "bentar lagi keknya" jawab sang bapak, tanya-jawab sekali itu saja yang bisa kulakukan, maklum otak ini cenderung sulit mencari bahan obrolan2 yang sejenis

sekilas tiba2 terpikir dalam benak, beberapa tahun mendatang mungkin seperti itu juga yang akan kulakukan, antar-jemput cucu sekolah sebagai bentuk mengisi waktu agar bermanfaat, disisi lain usaha kambing/sapi yang sudah berjalan baik, ah betapa indah dan begitu tenangnya

... *kreekkkkk* tiba2 terdengar suara pagar gerbang sekolah, merusak kilasan akan masa depan ini #asemmm ...

**moga aja bocah2 ini bisa segera nikah ketika sudah mampu, tentu saja, pilihan mutlak di tangan mereka
**siap2 kena ceramah masalah rokok, kurang istirahat, minim olahraga, dsb

27 Juli 2016

Solo Player

dikatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dan saya sangat setuju dengan pendapat ini, karena mustahil kita bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan kita jika sendirian

namun, seiring dengan perkembangan jaman, ada semacam pola 'grouping' dimana dilekatkan unsur ekslusifitas dengan dalih 'sosial' tadi, sebagiannya memang ditujukan pada itikad baik, sedang sebagiannya lagi ada pamrih kepentingan yang dipermak sedemikian rapi

kondisi ideal antara sisi pribadi dengan sosial sifatnya relatif, bervariasi satu dengan lainnya karena faktor beragam, kita dituntut siap menjadi bagian dari sosial namun juga tidak takut ketika harus berjalan sendiri

kita mungkin menemukan kawan satu tujuan meski lain perjalanan, mungkin juga kawan pada perjalanan yang sama dengan arah berbeda, nikmati saja dengan bekal niat baik dan prasangka yang juga baik

Berdamai dengan Hati

orang lain boleh menjatuhkanmu berkali-kali, tidak untuk terjatuh kemudian diam, tapi kembali bangkit dan tersenyum, bukan untuk melawan mereka, tetapi berdamai dengan dirimu sendiri, sebuah kerelaan, sebuah keikhlasan, katakanlah 'aku baik2 saja', karena sejatinya ini hanya tentangmu dan dirimu

Sesal, Sosok Memuakkan

saat dimana sesal itu datang, hampir selalu membuat hati ini sesak, sulit menerima, tanpa bisa melakukan apa2

entah berapa banyak hal itu terjadi, entah kenapa cukup sulit menjadikannya pelajaran, seperti tidak mudah percaya sebelum hal terburuk terjadi, bahkan cenderung acuh tak siap menghadapi, terlena akan kondisi terbaik yang direncanakan

semoga kian hari semakin banyak hikmah yang kita dapat, dengan merasakan, tanpa harus ikut mengalami, atau menjalani, dengan berempati menyerap keadaan dan menyesali hal sebelum terjadi, semoga kelak hanya akan ada senyum di hati kita, amin

25 Juli 2016

Something that Keep Moving

saya suka progressive rock, musik yang cenderung 'bergerak' tidak monoton pada baris notes-nya, sesuatu yang sifatnya cair dan mudah mengalir, hal dinamis yang tidak mudah membosankan

dulu sekali sih awalnya saya suka melayu yang mendayu2, kemudian metal hingga perlahan menanamkan rasa 'brutal' tanpa saya sadari, dan berjalannya waktu saya menemukan playlist winamp di komputer teman kost yang beberapa lagunya berjudul 'another day' dan 'surrounded', aneh awalnya ketika mendengarkan lagu ini, tapi karena hampir setiap hari terus2an akhirnya suka, berlanjut mulai suka sama semua albumnya

pada sisi berbeda dimana saya 'hidup', seperti halnya selera lagu yang saya dengarkan, dulunya hidup saya cenderung ingin mencari pola yang sifatnya 'exact' dan statis untuk kemudian berulang, teruuusss hingga ajal menjemput, tapi di tengah jalan saya menemukan adanya unsur yang membawa ke arah dinamis, serba berubah dan saling terkait, sebagian pola-nya berulang, tapi tidak 'persis', ada perbedaan aktor/background/dsb

mungkin jika saya tidak menemukan perubahan perspektif ini, bisa saja hidup saya mudah sekali mendapati titik bosan, saya bersyukur selalu berhadapan dengan dengan banyak hal yang 'cenderung bergerak' dan menguras energi agar mengikuti perubahan yang ada, sesuatu yang akhirnya mengaburkan 'kebosanan hidup' dan mudah tersenyum menyongsong tantangan di depan

Me, MySelf, I

"siapakah kamu?", tanyaku pada kawan, di sebuah kedai kopi sore itu, dia kaget seraya menjawab "maksudnya?" sambil mengangkat kedua bahunya tanda bingung akan pertanyaan ini

tak biasanya memang kami membahas topik semacam ini, lebih sering bahas yang 'sekedar fun', pekerjaan masing2, atau apapun yang sifatnya membuang waktu saja

kulanjutkan ceritanya dari sudut pandangku

pada sebuah perspektif yang kupahami, kita punya beberapa sisi, menurutku ada 3, yaitu
1. Me, bagian berupa sebuah 'hati' dan 'akal'
2. My Self, bagian berupa 'nafsu' dan 'akal'
3. I, bagian berupa 'perilaku'

aslinya kita semua ini diciptakan dalam keadaan 'baik', namun karena adanya HAK untuk memilih, perilaku kita bisa berbeda, tergantung pada hati, akal dan nafsu ketika kita memilih

#sruputtt

23 Juli 2016

Bagaimana Jika, Semisal, Andai Saja, Coba Kalau

frasa2 bodoh ini akrab sekali denganku -- dahulu kala -- kata2 buaian yang seketika membuat cangkang sempit tanpa kusadari

"coba saja kalau dulu proyeknya berhasil, pasti aku ..." itulah kalimat pembuka curhat kawanku siang itu, kunyalakan rokok dan mencoba memahami ke arah mana pembicaraannya kali ini, hingga akhirnya dia menghela nafas panjang yang aku artikan -- mau tidak mau kegagalan ini harus diikhlaskan --

tiba2 aku teringat, ketika -dulu- pernah mendapati beberapa peluang -- too good to be true -- yang begitu membutakan akal dan memberikan jalan luas pada nafsu, yang hasilnya kosong, nihil tanpa hasil, dimana aku belajar bahwa 'terlalu mudah' itu tidak ada, kecuali kenyataan dalam angan, tidak lebih dari desiran angin laut pada mimpi

kutatap mata kawanku, "pernahkah kamu bayangkan gimana keluargamu sekarang ketika dulu proyekmu itu berhasil? akankah kamu tetap menyayangi mereka seperti sekarang ini?", kawanku menganggukkan kepalanya perlahan berkali2 tanpa dia paham

adilnya Tuhan memang seringkali sulit diterima akal kita, terlalu banyak faktor yang luput dari unsur nominal yang sering kita jadikan acuan dalam berhitung, tapi ketika bisa ikhlas menerima -apapun- hasilnya dan bisa mengambil hikmah didalamnya, insya Allah kita bisa menatap masa depan lebih yakin

22 Juli 2016

Persetan dengan Hasilnya

dulu kita sering bercerita, betapa sempurnanya mimpi kita kala itu, begitu hebatnya angan2 semu itu, hingga membuat kita sering lupa daratan, disibukkan membahasnya tiada habis, tempat berlari sejenak dari penatnya hidup -masing2- yang harusnya kita tata perlahan

ngeri memang mimpi itu, membuat kita seakan ingin terus terlena dalam halusinasi dan tak ingin menjejakkan kaki pada dunia yang seharusnya

keadaan berubah, kita akhirnya menempuh jalan yang berlawanan, kamu teguh dengan anganmu, sementara aku memilih langkah dalam kesendirian, namun kita tetap berteman

sesekali waktu kita bertegur sapa dan kamu meledekku menanyakan hasil dari pilihanku, --persetan dengan hasilnya kawan-- pekikku dalam hati, aku mengalihkan jawaban dengan tawa, biarkan saja aku sibuk dengan prosesku, begitupun kamu dengan urusanmu

semoga kelak kita sama2 sadari bahwa kita tidak salah pilih, good luck for us all

Akan Terjawab Nanti

kita -manusia- punya ego, yang cenderung ingin selalu menang, ingin didengar, dsb. pada satu sisi ini adalah hal baik, agar selalu terdorong ke arah lebih baik, namun tak dapat dipungkiri ego tanpa diimbangi kesabaran justru akan menjerumuskan, biasa diawali dengan ketergesaan

dalam setiap hati kita ada rasa yakin, istilahnya PEDE --percaya diri-- yang sudah melekat menjadi salah satu fitrah kita diciptakan

dengan rasa yakin, kita bisa menerawang langkah kedepan, tentunya dengan adanya persiapan, perencanaan, pertimbangan, perhitungan, dsb. mudah jika kita hanya melangkah menjalaninya sendiri. namun akan berbeda jika hal yang ingin kita capai membutuhkan sebuah tim, beberapa orang, tidak satu kepala, yang niscaya perbedaan persepsi ikut mempengaruhinya. perlu ada kejujuran, komitmen dan juga empati, tidak lupa diperlukan juga positif thinking agar tetap bisa fokus pada satu titik, yaitu solusi

temans, rasa yakin itu bukan dipertanyakan untuk kemudian diperdebatkan, tapi diberikan kesempatan dan waktu agar bisa berjalan dulu seraya membuktikan dirinya. persiapkan dirimu, ini bukan lagi tentang kamu melainkan kita

aku siap, kamu?

21 Juli 2016

Sebuah Titik

sebuah awal, sekalimat niat, bermodal asa, dengan teman tawa, dari sini kita bermula, dari titik ini mimpi kita jadikan cita, semoga ... amin

Pasukan Bayangan

dibalik sendi tiap perjuangan selalu ada sepasukan bayangan, ada namun jarang kelihatan, karena memang tugas mereka adalah menjalankan sesuatu, sebuah keberadaan, tanpa perlu diperlihatkan

ada waktu dan keluarga yang dikorbankan, terselip peluh, canda, tawa, bahkan pedihnya kesendirian, mereka nyata meski terkesan maya

harus bisa, itu yang mereka pegang sebagai keyakinan, jikapun pada akhirnya tanpa hasil, minimal upaya sudah dijalankan, mereka akan tetap ada, dalam senyap dan segenap kesunyian

mimpi, hanya mimpi yang membuat mereka bertahan, sesuatu yang mereka yakini kelak jauh lebih baik

Adaptasi atau Mati

perubahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan, begitu kata pepatah yang pernah saya baca, inevitable, hal yang tidak bisa dicegah, jikapun bukan kita, kelak akan ada orang lain yang akan melakukannya, masalahnya hanya satu, mau melakukan atau tidak?

begitu banyak dari kita yang ingin mencapai tujuan sesuai dengan harapan, namun hampir selalu ada saja kondisi yang diluar dugaan, perkiraan meleset karena banyaknya faktor diluar kendali kita

semisal, ketika kita perkirakan sebuah bisnis jualan mainan impor, ternyata 1 tahun berikutnya ada produsen mainan serupa yang buka pabrik di Indonesia, otomatis harga dan pasar akan berubah, dsb

statis itu adalah bentuk pengharapan, sementara dinamis adalah kenyataan, diperlukan adaptasi ketika bisnis dihadang tembok halangan, apakah diterobos? atau diputerin? atau menunggu tembok itu rubuh dengan sendirinya?

pemahaman pada indikasi-indikasi juga diperlukan, baik itu tentang politik, ekonomi, keamanan, dsb, paling tidak kerugian yang lebih besar bisa diminimalkan

tanpa berusaha menghadapi perubahan, kita tak lebih dari menunggu ajal yang pasti akan datang

20 Juli 2016

Barter (Bagian Dua)

pada suatu saat, terjadi obrolan renyah ...

Ay. mantap tadi ya, kita bareng2 ke masjid sholat maghrib
Al. iya yah, aku suka ke masjid, rame disana dan dingin sejuk udaranya
Ay. sip, udah sholat isya kamu?
Al. tapi tadi belajar sambil ngerjain PR
Ay. bagus, sholat isya udah?
Al. belum yah, malas aku
Ay. kenapa?
Al. malas aja yah
Ay. oh gitu, ya ya ya

--tik tok tik tok--

Ay. besok kamu ke sekolah naek angkot aja ya, ga ada yang ngantar
Al. kan ada ayah, atau ibu
Ay. ga bisa, ayah sama ibu malas antar
Al. ee jangan lah yah, antar lah besok
Ay. ga bisa, lagi malas aja, berapa perlu ongkos angkot? seribu? dua ribu?
Al. *mata mulai berkaca2 dan sesenggukan*
Ay. nahhh, biar sama2 enak, kamu sekarang ambil wudhu, trus sholat, lepas tuh besok ayah atau ibu antar ke sekolah, sip?
Al. *wudhu, lanjut sholat dalam senyapnya*

dah gitu ajah

Barter (Bagian Satu)

beberapa tahun silam, adalah Al yang sudah hampir setahun dibujuk oleh Ay, yang selalu menolak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas, sampai suatu ketika ...

Ay. besok daftar sekolah ya?
Al. ee ndak mau laaah
Ay. kenapa?
Al. aku masih pengen maen, ga mau sekolah
Ay. oh gitu, ya udah gpp, nanti malam ayah bobok di kursi depan tivi, sementara kamu di kamar
Al. mmm, jangan lah, aku mau tidur sama ayah
Ay. boleh, tapi janji dulu kamu mau sekolah
Al. mmm, tak mau lah kalo gitu
Ay. ya udah, ayah diluar, kamu didalam
Al. ee jangan gitu lah yah, aku mau tidur sama ayah tapi tak usah sekolah
Ay. kamu pilih salah satu, bukan dua2nya

--tik tok tik tok--

Al. iya lah yah, aku mau sekolah
Ay. ok sip, yuk ayah temenin tidur malam ini

*meski awalnya sulit ditinggal, akhirnya Al senang di sekolah
*meski awalnya sibuk maen sendiri, akhirnya dia bisa adaptasi dengan teman2nya di sekolah
*sekolah buat Ay bukanlah tentang nilai sebuah angka, tapi interaksi sosial

... gitu ajah

18 Juli 2016

Salah Satu Bentuk Ketidak-Adilan

ego yang sering seenaknya sendiri memainkan peran ketika tak mampu kita kendalikan dapat berujung pada bentuk ketidak-adilan yang nyata

saya, yang sering mengabaikan penampilan lantaran ingin dinilai dari pola pikir dan obrolan, ternyata - sejauh ini - tidak dapat bertindak sebagaimana mestinya ketika menilai orang lain, ah ego kamu beneran membutakan mata hati ini, membuat rendah hati tak lebih dari rendah diri

kasat mata sering membuat penilaian tidak objektif, seperti ketika kita berasumsi bahwa orang berilmu agama tinggi harus menggunakan pakaian tertentu dan berpenampilan tertentu, padahal yang kita harusnya nilai adalah pengetahuan dan akhlaknya, dsb

semoga tiap dari kita bisa terus berkembang dan berproses, ke arah lebih baik

*saya, sebagian kecil dari sebuah - proses - perjalanan

Tukang Jiplak

di era serba instan - dan tergopoh2 - seperti sekarang ini, orang cenderung ingin serba cepat, terlebih jika berurusan dengan bisnis atau duit dengan 'cara aman' - lantaran studi pasar sudah dilakukan orang lain duluan - dimana tak pelak tindakan 'copy-paste' usaha marak terjadi, utamanya jika modal bukanlah sebuah halangan bagi peniru

beberapa contoh yang dapat saya sebutkan, seperti : dropship tshirt, usaha bengkel bubut, ternak lele, jualan cappuccino cincau atau kopmil, dsb.

metode 'men-contoh' ini sah2 saja, bahkan wajib dilakukan, dengan catatan, seleksi alam cenderung berlaku, utamanya bagi yang meniru 'plek' tanpa ada inovasi, dan rata2 tidak berlangsung lama karena pasar mudah jenuh, tapi bagi sebagian orang yang fokus, seleksi ini adalah sebuah pematangan untuk melangkah lebih jauh menemukan sebuah jalan sebagai 'pembeda' ...

... seperti kata pepatah ...

"to follow the path, look to the master, follow the master, walk with the master, see through the master, become the master"

*ide dan kreativitas itu memang mahal, jenderal !

Forest for the Trees

idiom sederhana yang mengingatkan jangan lupakan hal-hal kecil - details - tanpa menanggalkan gambaran besar - big picture - sesuatu

**a movie quote, jack reacher (2012)

17 Juli 2016

Anugerah itu Bernama Lupa

masing2 dari kita diciptakan oleh-Nya sangat unik dan spesifik, mempunyai sisi positif dan juga negatif, berbeda satu dan lainnya, hingga akhirnya mustahil bagi kita bisa menjalani hidup ini sendiri, ya, kita makhluk sempurna yang 'tidak sempurna', namun bisa saling menyempurnakan - salah satunya - dengan cara berbagi

berbagi tidak harus berupa materi, bisa juga kata bijak, deretan kata penyemangat, pengalaman hidup kita ataupun orang lain, berbagi tugas, berbagi beban, dsb. karena dengan berbagi, langkah menjadi ringan, halangan bisa dijumpakan dengan solusi, hidup menjadi lebih bermakna

saya termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang punya keterbatasan dalam mengingat2 sesuatu (pelupa), memang salah saya sendiri lantaran sering merasa malas mengulang2 hal yang perlu diingat, lambat laun kebiasaan - buruk - ini lengket dan sulit dilawan, bahkan sempat untuk kirim paket JNE saja harus mengingat keras letak kantornya dimana #hammer sampai saat itu terpaksa tiap hari lewat jalan yang sama meski ga ada order (hanya supaya ingat saja). mengulangi langkah yang sama memang membosankan, tapi itulah cara yang paling sederhana

pada titik ini, 'lupa' adalah musuh terbesar saya, sifat yang sepantasnya saya lawan, namun seiring berjalannya waktu, saya ditemukan dengan kejadian2 yang tersirat dimana 'lupa' merupakan salah satu anugerah dari Tuhan, misal, saat kita berbagi atau melakukan hal baik kepada orang lain

otak kita memang unik, mirip cangkir dimana airnya adalah kenangan yang ter-rekam, namun karena faktor kapasitasnya yang 'tidak' tak terbatas, sudah selayaknya kita selektif terhadap kenangan yang ada, sebagian memang wajib diingat, sementara lainnya cukup dilupakan, agar seleksinya tidak terlalu sulit, biasakanlah berpikir positif, karena berpikir sebaliknya hanya akan memberikan beban yang tidak perlu

salam pikun-ers

16 Juli 2016

Proses Jauh Lebih Penting

terngiang masa lampau, dimana kata 'instan' begitu lekatnya pada otak ini, entah berapa banyak orang terabaikan lantaran memintaku bersabar tapi tak kuhiraukan, memberikan saran padaku agar perlahan mempelajari proses tak jua kuacuhkan, tetap saja diri ini terbawa nafsu terus mencari 'shortcut' pada banyak hal, sesuatu yang akhirnya kusadari hanya sia2 yang kudapatkan

menyadari bahwa diri ini salah, kutempuh jalan senyap seakan bergerilya, membaca dan melihat segala hal dari beragam sisi seolah diri ini tak tahu apa2, sebuah perjalanan senyap dalam keheningan malam2 tak pasti, belajar mencari tujuan seraya memahami alurnya yang saat itu aku pun tak tahu akan berujung dimana, hanya berjalan dengan rasa yakin meski sering mendapati keraguan

malam demi malam kulalui, minggu berganti bulan dan membuka barunya tahun, lembar demi lembar, terlena pada proses pencarian, larut dalam jatuh-bangun nya ide dan pelaksanaan, tanpa peduli obrolan orang lain, tiba2 aku tersadar, ternyata sudah sejauh ini, perlahan pola itu terlihat begitu nyata terukir dalam hati dan terang benderang berbagi cahaya di relung jiwa

tangga itu menanjak dan berliku, kadang gelap, sering juga terlihat tak pasti, nikmati setiap langkahmu pada setiap anak tangga, pada semua problem yang terhidang, proses jauh lebih bisa membuatmu tersenyum, tujuan hanyalah penentuan kata, yang sering akhirnya berubah2 sesuai kehendak hati

-y(~_~).oO

15 Juli 2016

Kok Lompat-Lompat ?

a. ente ini ga jelas bro
b. heh? apaan yang ga jelas di ane?

a. itu, beli buku entah apa tujuannya, bacanya juga lompat2 ga tentu, sebentar buku ini, eh belum kelar udah buka buku lainnya, kan ga jelas namanya
b. oh itu, ya ya, sorry2, ya udah ane jelasin deh, ane emang seneng baca model gitu, soalnya seringkali kalo kita baca satu buku 'tok' bakal jenuh, kadang juga di buku satu tiba2 terselip pertanyaan di benak kita, nah lucunya jawabannya ada di buku lain, entah gimana tiba2 jawabannya seakan2 'pop-up' nongol dengan sendirinya

a. ane mah harus kelar satu dulu, kalo ga gitu suka lupa dan campur aduk memahaminya
b. ane maklum sih, tapi beda boleh kan ya? maklumin ane juga lah, ane orangnya pelupa sih, kadang baca bab-nya aja sering berulang, wkwkwk

a. hahaha, gemblung
b. *toast*

Masa Persiapan Pensiun

satu dari sekian banyak hal yang berada diluar kuasa kita adalah waktu (atau umur), dengannya kita berkembang, dengannya kita belajar akan perubahan, dengannya berduka maupun bahagia, dan dengannya pula perlahan kita - pasti - menua

pada seorang karyawan, pensiun adalah hal melekat, sebuah tanda baca 'titik' selesainya sebuah bab dalam buku, untuk kemudian membuka bab baru yang - biasanya - berbeda dari kisah bab sebelumnya, terlepas dari statusnya yang 'dini' atau yang sesuai dengan nominal umur sesuai ketetapan divisi HR

hal ini perlu adanya persiapan, seperti: perubahan mental/mindset, perencanaan dan pengelolaan keuangan, dsb, yang biasanya memerlukan waktu tidak sebentar

perubahan mental/mindset tidak semudah membalikkan telapak kaki - eh tangan ding - namun juga bukan hal yang terlalu sulit, yang biasanya mengandalkan 'income' bulanan (meski kerja-ga-kerja 😁) menjadi pendapatan bergantung pada sekeras apa kita berusaha, inti perubahan ini dimulai dengan adanya 'kemauan untuk memulai'

dilihat dari sisi pengelolaan keuangan, ketika kita ingin memulai sesuatu - bisnis - perlu formula yang 'fair' agar keuangan kita tetap 'waras', atau minimal resiko bisa diminimalisir

berikut adalah pendekatan yang saya kira cukup logis (prosentase berdasar pada harta keseluruhan yang kita pegang saat itu)
1. 30% diperuntukkan khusus bisnis (yang dikelola sendiri dari tahap paling kecil, investasi tidak disarankan)
2. 30% untuk kebutuhan sehari2 (makan, sekolah anak, dsb), sesuaikan dengan perkiraan jangka waktu kapan bisnis anda masuk level 'stabil' (misal 3 tahun)
3. 30% sebagai dana cadangan yang tidak boleh diganggu gugat (kecuali point 1 dan 2 sudah benar2 kandas)
4. 10% dikhususkan dalam rangka misi sosial (zakat, infak, sodaqoh, berbagi dengan yang membutuhkan, dll)

catatan: satu dan lainnya pada pendekatan diatas tidak boleh saling toleransi, sebagai bentuk disiplin keuangan

siap tidak siap, kita harus tetap siap, bukan?

**disadur dari obrolan hari ini

11 Juli 2016

Takdir

"Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia." -- wikipedia, dikutip malam ini

dulu, takdir aku asumsikan sebagai catatan buku harian yang sudah terisi lengkap mulai dari kita dalam kandungan hingga akhirnya kembali kepada-Nya, detail dalam setiap paragraf naskahnya, logika 'cupu' yang terlintas kala itu, santai aja ga usah ngapa2in kan sudah tertulis pasti besok kita seperti apa tanpa perlu ada usaha, dsb, ungkapan yang kala itu aku pegang sebagai bentuk 'kebenaran'

hidup berlanjut, dengan diiringi begitu banyaknya hal dan kejadian yang menimbulkan gesekan pada akal ini, dan perlahan kudapati beberapa pertanyaan2 baru menyangkut definisi takdir ini, sebuah koreksi pada pegangan 'kebenaran' yang kujadikan acuan di masa lalu

takdir adalah kerangka besar sebuah flow-chart yang sangat kompleks, dengan hukum sebab-akibat, yang saling terhubung antara individu satu dan lainnya, dimana hasil akhir tidaklah mutlak karena akan sangat tergantung pada variabel input yang dilakukan, dan sub-diagram proses didalamnya adalah rahasia-Nya

hasil baik dapat dicapai dengan upaya yang baik, dan pada setiap pilihan selalu ada yang lebih baik daripada lainnya

anda tidak termasuk yang percaya ramalan kan? ;)

Mutasi B ke BA (Tanpa Calo)

berikut versi lengkapnya

29-mar-2016
proses cabut berkas di jakarta, keluar surat pemberitahuan jangka waktu pengurusan mutasi mulai tanggal 06-apr-2016 dan berlaku selama 2 bulan, estimasi total 1jt, syarat bpkb asli, stnk asli, ktp nama jakarta, fotocopy ktp nama padang, surat bukti cek fisik dari samsat padang (saya ga bayar, dapat backing :D --keknya aslinya emang ga bayar deh kecuali ente kasihan ama yang tukang gosok, seikhlasnya tapi pasang tarif, entahlah--)

24-mei-2016 *selasa (baru sempat :D)
insert berkas lengkap ke ditlantas padang (nipah), masukkan berkas di loket duplikat bpkb, diminta cek fisik dulu, cek fisik kena 25rb [tanpa kuitansi, cuma stempel+ttd pejabat loket cek fisik tanpa cek kendaraan beneran], balik ke loket duplikat bpkb kena adm 210rb [tanpa kuitansi], dikasih resi bukti pengurusan bpkb plus selembar kertas merah perihal data mobil (bagian dari dokumen cabut berkas), di resi tertulis kalo resi bukanlah pengganti bpkb/stnk tapi bapak polisi bilang bisa jadi bukti kepemilikan ranmor misal ada petugas sedang razia, proses 3 hari kerja, disarankan jumat datang lagi

31-mei-2016 *selasa (lagi2 baru sempat :D)
ke nipah lagi bawa resi pengurusan bpkb, bayar mutasi bpkb 100rb [bayar di loket bri, ada kuitansi meski cuman tertulis tanggal dan paraf serta plat terbaru], lanjut ke loket ibu polwan (lupa nama konternya) bayar buku bpkb 150rb, menunggu sebentar, kemudian dikasih selembar resi pengambilan bpkb, besok datang lagi ambil buku bpkb nya ya pak, sebagian berkas dikembalikan ke kita dan disarankan melakukan pengurusan pajak/stnk ke samsat, pada titik ini bisa ke samsat meski bpkb belum diambil

01-jun-2016 *rabu (disempet2in :p)
ke nipah lagi, serahin resi pengambilan bpkb, nunggu sebentar kemudian dipanggil lagi, ttd di kertas resi sebagai bukti serah terima bpkb, bpkb baru sudah di tangan, uhuuuyyyy, oh iya pada mutasi ini bpkb lama ditarik polri untuk dimusnahkan, kita dapat pengganti bpkb yang benar2 baru, data history ranmor kita ada pada softcopy database tanpa perlu tertulis pada hardcopy (keknya sih getoooo)

02-jun-2016 *kamis (jam 9 pagi onsite)
bawa berkas pake map bawaan polda metro jaya (tanpa bpkb) ke samsat di gor agus salim, masih banyak petugas yang belum datang (you know laaah, embuh wesss), observasi sebentar setelah menempatkan motor di tempat parkir, abaikan para tukang parkir dan banyak penjual map warna warni yang menawarkan 'jasa'-nya, langsung masuk aja ke ruangan pengurusan, mampir ke meja kecil (ada mbak cantik yang masih muda), ambil antrian disini, antrian ditulis pake spidol merah di bagian muka map :p, tunggu panggilan dari counter 3 (1-3 untuk mutasi, cuma ada 1 ibu polwan di counter 3, sementara 4-6 untuk perpanjangan stnk, cuma ada 1 mbak polwan di counter 6, cantik tapiii welcome sama tingkah calo #berdukas skip skip), cek fisik 25rb (ANE GA MAU BAYAR KARENA GA ADA KUITANSI -- percakapan ada di post sebelumnya :p), masukin berkas lagi trus nunggu panggilan, sejam menunggu dengan keraguan, ane tanya mbak2 di counter dispenda, ternyata untuk mutasi makan waktu karena perlu narik semua data, disarankan jam 2 siang datang lagi, ok siap, ane ngantor jadinya, jam 2 kembali lagi, dapat copy detail pembayaran, kaget karena ada item BBN-KB pada stnk, duit kuraaaaanggg, jam udah mendekati pukul 3 sore, skip skip, ambil duit di atm, lanjut ke loket bank nagari, bayar bbn-kb, pajak, swdllj, total sekitar 3jt-an, nunggu panggilan pengambilan stnk, bayar stnk 75rb + tnkb/plat nomor 50rb, stnk plus resi pembayaran tnkb sudah di tangan (dapat bonus plastik stnk ;) hahaha), proses kelar, sebagian berkas hardcopy pada map ditinggal di samsat untuk arsip, ane samperin loket plat nomor sambil nunjukin resi tnkb, 5 BULAN LAGI DATANG LAGI YA DEK seloroh petugas di ruangan itu (sambil menghisap dalam asap rokoknya, suueeedddaaapppppp)

aku pulang, puas, entah puas dari segi apanya :(

** siapkan masker, terutama bagi yang non-smoker, ruangan pengurusan dalam gedung samsat penuh dengan petugas chain-smoker meski sudah jelas2 pakai AC, kasihan mbak2 teller di loket Bank Nagari :(
** sempat kepikiran mau buka biro jasa ngurusin beginian, tapi ... asudahlah, asudahlah, malas berurusan dengan asudahlah

sekian dan ... #SalamSempak

Cek Fisik Ranmor

di salah satu kantor samsat negeri ini, yang sudah jelas terpampang tulisan ISO 9001:2008

Counter 3 (ibu polwan): pak maaf untuk mutasi harus melampirkan berita acara cek fisik, jika sudah nanti silahkan dibawa kesini lagi berkasnya
Aa: ok siap (pikirku)

Aa: pak, mohon dibantu berita acara cek fisik
Dd: ok (lanjut ditempelkanlah gosokan cek fisik nomor rangka dan nomor mesin ke selembar kertas, tulis2 dan selesai) ... dua puluh lima ribu (katanya)
Aa: (kuletakkan uang tiga puluh ribu di meja) boleh saya minta kuitansi untuk bukti bayar senilai 25rb ini?
Dd: wah ga ada pak
Aa: maksudnya?
Dd: biasa orang2 setelah bayar ya udah, tidak pernah ada ceritanya terbit kuitansi
Aa: artinya ga jelas dong status uangnya masuk ke negara atau tidak?
Dd: -diem- ... (bapak2 Ff yang lebih senior disebelahnya nengokin aja, orang mulai rame nengokin :D)
Aa: ok, kita ambil jalan tengah, saya bawa kuitansi kosong (maklum biasa prjb :p), bapak tuliskan saja nilai uangnya berapa dan peruntukannya untuk bayar apa, lengkap bapak tulis nama/jabatan/stempel dan tanggal, maaf ini bukan tentang besar sebuah nilai, tapi saya ingin kejelasan saja
Ff: udah2, kasih aja balik duitnya (agak berbisik ke Dd)
Aa: -uang saya ambil, dan saya berlalu lanjut masukin ulang berkas ke counter 3-
Dd & Ff: -diam-

++++

di negeri ini sudah terlalu banyak pembiaran yang akhirnya memunculkan stigma serba kebalikan, dimana pelayan inginnya malah dilayani dan -maaf- cenderung memeras majikan, padahal sudah jelas majikan yang bayar pelayan (lewat jalan pembayaran pajak), setidaknya ini jadi langkah kecil, mungkin tidak akan banyak merubah, tapi saya yakin jika hari ini tadi ada 10 orang seperti saya, nyali mereka (para oknum dan calo) juga pasti ciut.

#SalamSempak

Abang Ga Mau Ngakuin Adeknya

saya percaya bahwa tiap rencana kita adalah baik, dan saya yakin bahwa tiap rencana-Nya adalah yang terbaik

oktober 2011, kami sudah sampai di salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Padang, sesuai dengan 'schedule' dengan pak Dokter kandungan bahwa hari ini akan dilakukan operasi caesar untuk anak kedua - sebut saja namanya Adek -

Abang hanya pasang wajah cemberut, males2an, seperti halnya 3 bulan belakangan, yang tetep 'kekeuh' kalo dia ga mau punya adek, manusiawi sih karena takut tersaingi dalam hal kasih sayang

waktu berselang, dan alhamdulillah Adek terlahir sehat-lengkap-ganteng menangis sekerasnya, kudekatkan dia pada ibunya dan istriku tersenyum, terima kasih sayang ucapku :) ... daaan, Abang masih duduk terpaku di sudut ruangan kamar rawat inap dengan tetap memasang wajah cemberutnya

kucoba dekati Abang, "Bang, Adek ini saudaranya Abang, bukan musuh atau pesaingnya Abang, Ayah sama Ibu tetap sayang sama Abang kok, tapi Abang harus sabar ya, kita sama2 ya Nak" ucapku

setahun berlalu, akhirnya Adek bisa berjalan, dan Abang sudah mulai bisa menerima bahwa Adek adalah saudaranya sekaligus teman mainnya, jangan ditanya setahun itu gimana gampang ngambeknya Abang ketika kami mendahulukan segala sesuatu buat Adek, protes, mrengut, dan lain sebagainya

hari demi hari berlalu dengan baiknya, mereka saling berkembang, bermain bersama, saling melengkapi dan menyayangi, saling jotos dan saling tendang juga tentunya, baru berhenti kalo energinya sudah sama2 habis, hehe

tetap sehat ya Bang, Dek.

Seketika Tanpa Arah

'kejadian' itu, malam kelam dengan beribu perasaan yang tiba2 meluap, marah, takut, putus asa, menyatu larut seiring kebutan kendaraan, 11 bulan sudah berlalu

ya, aku salah, baik yang kulakukan dan yang kukatakan, aku salah, dan jelas, aku berada dalam masalah

tanpa teman - seakan - tanpa tujuan, meski jelas terang lampu mobil itu menerangi jalan lintas Padang mengarah ke Pekanbaru, aku tak lebih dari secuil kesendirian, hanya ada keheningan dalam gelapnya mata hati

perlahan kusadari bahwa masalah akan tetap jadi masalah, jalan keluar satu2nya adalah menghadapinya, bukan lari atau menambah masalah baru - yang jelas tak perlu -

aku masih memegang janji pada orang tuaku, dulu, bahwa ini adalah jalan hidup yang kuambil, pernikahanku, segala bentuk konsekuensi - masalah - didalamnya tidak akan sampai ke mereka, itu janji yang kami sepakati, mereka hanya pantas disuguhkan kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan abstrak, dan aku masih ingin berusaha mewujudkan senyum mereka

malam berganti hari, udara dini hari mulai memberikan sedikit kecerahan pada sela2 rongga jiwa yang tak pelak tlah kering dahaga, kucoba berdamai dengan diriku sendiri, menyerahkan kendali sepenuhnya pada sang waktu memainkan perannya meretas dinding masalah ini perlahan, hingga sekat itu akhirnya berganti senyuman tulus yang sama2 diinginkan

sebuah proses, terukirnya sejarah - pahit - yang tak perlu hanya karena ego yang berlebihan

#JarKanSaja

10 Juli 2016

Antri dan Toleransi

minggu pagi, kesiangan, naik motor sama anak nyari bubur cianjur, kurang beruntung ternyata abangnya ga jualan, meluncur ke swalayan karena teringat perlu beli beberapa barang

mampir di salah satu swalayan di jalan abdul muis, roti masuk, meses ok, crunch sip, kacang/coklat/dll lengkap, ambil antrian mau bayar karena kasir cuma buka satu

daaan muncullah anak muda (kemungkinan besar mahasiswa) membawa 2 barang mau ijin menyela antrian, saya diam saja dan saya letak keranjang belanja di meja kasir, "maaf bang bisa duluan 2 barang ini bang?", saya hardik saja, "antreee!", "indak paralu kareh bana mode tu bang?" lanjutnya, "antri saja sesuai urutannya" sautku, "tapi ambo buru2 bang" masih juga dilanjut, "masih ngeyel?" pungkasku, baru dia diam

abis bayar saya lanjut jalan sama anak, bukan tentang banyak-sedikitnya belanjaan, tapi lain kali kalo mau cepet mbok ya mikir juga kalo orang lain juga pengen buru2

#SalamSempaKentang

Aku

aku, bukanlah yang aku bicarakan, tidak juga yang kubaca, ataupun yang kutulis, aku hanyalah hati, dimana hanya sebagian kecil saja yang bisa memahaminya, bukan sekedar melihatnya ... aku

Adil

setara namun tak mutlak sama
beriringan tapi belum tentu bergandengan
bersebelahan meski kadang berseberangan
memegang arti diri, saling melengkapi

luas, terkesan tanpa batas
terbuka, seakan tak perlu sekat
berbekal empati, melihat dengan hati
setapak jalan pencarian, ke dalam diri sendiri

Self-Possessed

a. what makes you dare enough having such BIG dreams?
b. small act :)

Jiwa yang Bebas

malam ini menjadi saat merenung yang sedikit berbeda dari biasanya, pencarian jawaban dari beberapa pertanyaan - tidak penting - yang cukup mengusik akal saya, seperti 'kenapa si anu nyeleneh tulisannya?' dan 'bagaimana si una cenderung bercanda ketika mengomentari situasi?'

dan yang bisa saya simpulkan adalah jiwa mereka ini sudah bebas, dimana tidak ada lagi menempel baju nafsu pada rohani-nya, akalnya cenderung berdansa dengan dinamis, namun disokong oleh keyakinan kuat akan kebenaran agama yang dianutnya

benar2 sehelai benang merah yang saya cari, garis sketsa puzzle yang sudah saya temukan, missing link address yang akhirnya terpampang nyata, password yang tidak saya sangka se-sederhana itu

sangat berbeda dengan 'mereka' yang masih pada level statis, kaku dan sudah jelas tidak fleksibel, yang akhirnya jauh dari unsur humanis-nya manusia itu sendiri, biasanya sih melekat sifat emosional (karena didasari nafsu yang mereka sangkal) baik ketika berpikir, bertindak ataupun berucap

-y(~_~).oO

Tentukan dan Jalani

a. misal punya duit 400 perak, apa yang akan kamu lakukan?
b. saya pecah 8, saya semai tiap lubang 50 perak

a. bukankah pada umumnya langsung tanam satu lubang bulet 400 perak?
b. orang bijak bilang, jangan letak telur pada satu keranjang yang sama

a. hmm, saya paham, lantas bagaimana caramu menyemai?
b. mulai dari yang kamu bisa, mulai dari yang terkecil, bahkan tidak harus dengan nominal 50 perak, yang penting lagi, mulai saat ini juga ;)

a. tapi kan kita kerja seperti sekarang, gimana bisa?
b. tunggu saja datangnya calon mitra kamu :) tidak semua hal bisa dilakukan sendiri, ada sisi berbeda dimana kita selayaknya membutuhkan bantuan orang lain dengan cara yang fair

a. tapi kan anu, itu ini, anu anu blah blah blah ...
b. *lempar sendal jepit eiger ke si-a*

... obrolan selesai

Pada Pilihan Melekat Konsekuensi

belakang meja -vs- ngantor di lapangan

bermodal kertas fiksi -vs- surviving di pasar

serba teoritis -vs- paham ilmu praktis

planning melulu -vs- pegang konsep langsung jalan

analisa pada sederet kata dan angka -vs- menyertakan akal, hati, empati, perasaan, hubungan sosial, dsb

text book -vs- life book

statis -vs- dinamis

...

tiap sisi punya kapasitas masing2, ada seni masing2, kata temen saya harus seiring-sejalan, tidak saling merendahkan, pada akhirnya semuanya tentang pilihan, selamat memilih posisi, jangan nyinyir mulu, capeekkk :p

yang bisa nyebrang suka2 hanya makelar, capek bangeuuutttt :p

Determination

a. what level you're up to?
b. being a ceo (group ceo)

a. what for?
b. building a legacy

a. is it has to be that fast?
b. yes, we never know when we die

a. but why?
b. just want to be different

a. do you know the risks?
b. of course i do

a. what's the master plan?
b. inside my head, while other things i would learn while doing it :)

a. how do you so sure?
b. math, intuition, feeling, faith

a. who are influence you?
b. pak dahlan iskan, pak bob sadino, and so many positive thinking people out there

a. okay, good luck then
b. you too

*salaman*

Darah Anti Mainstream

entah kapan mulainya hal ini, saya pun tidak tahu waktu persisnya

saat dimana rata2 temen memilih mapan kemudian menikah, saya melakukan sebaliknya

ketika kebanyakan berbondong2 'memaksakan diri' menaikkan level strata sosial (entah gadget, rumah, mobil, dsb), saya malah asik menabung (setelah menikah) dan membeli (ketika memang sudah menjadi kebutuhan) semua hal tanpa riba

di waktu rekan2 sejawat terlena pada 'zona nyaman', saya justru kecanduan berdagang dan melakukan investasi di banyak hal (sesekali meneguk pahitnya kegagalan yang - entah kenapa - saya tidak begitu peduli)

tatkala menurut kebanyakan orang berpenampilan 'mapan' adalah hal wajib, saya malah lebih nyaman ketika berbalutkan kaos oblong dan celana jeans berhiaskan sendal jepit

entahlah, mungkin ini kurang benar, mungkin juga bukan pilihan yang salah, saya hanyalah seorang yang mengejar kenyamanan yang - semoga saja tidak - semu

#JarKanSaja
#Ngemeng

Ikhlas, Kekecewaan Berbuah Kebahagiaan

Juli 2011, setelah sekian lama menabung, ngerem pengeluaran tidak penting, menyibukkan diri mencari pemasukan tambahan tanpa mengganggu kewajiban utama, meski harus berhutang supaya terhindar dari riba, akhirnya terbeli juga - keinginan, eh kebutuhan ding - mobil itu

tak lama berselang, si kecil yang baru berusia 2 tahun lebih dikit, yang sedang getol2nya mempresentasikan imajinasi dalam pikirannya ke bentuk pola bergambar, pada suatu sore, mengira panel pintu mobil adalah papan tulis, dan diambillah sebuah batu sebagai pengganti kapur untuk menterjemahkan imajinasinya ke bentuk garis, reeeetttt, kontan 2 panel sebelah kiri 😲

si ayah yang hanya tertegun lemas tak berdaya melihat hasil karya sang anak, ketika sampai dirumah setelah buru2 pulang ketika mendapati kabar ibi dari sang ibu

ya, sulit digambarkan betapa kecewanya hati ini saat itu, perasaan campur aduk ga keruan, terlebih ketika sang anak berkali-kali berucap, gambarku keren kan yaaaah? aduk makkk, ampun semakin hanya bisa diam 😴

hari berlalu, masa berjalan, akhirnya si ayah bisa menerima kenyataan bahwa kejadian ini hanya bisa diterima dan direlakan, tidak untuk disesali, malah lucunya coretan ini jadi kebanggaan, 'sebuah karya' yang bisa berulang kali diceritakan pada sang anak hingga saat ini ketika dia beranjak berumur 7 tahun, bahkan seakan tidak rela ketika ada keinginan untuk menjual mobil yang dimaksud 😒

benar saja apa yang dikatakan orang bijak, sebuah kekecewaan yang bisa diterima dengan lapang hati malah bisa jadi kebahagiaan tersendiri

#LimaTahunYangLalu
#TerimaKasihNak

Bahagia Untukku Sendiri

a. jadi gimana? sudah menemukan tujuan hidupmu?
b. sepertinya belum, masih menjalani setiap jengkal prosesnya 😉 tapi ...

a. tapi apa?
b. ada sesuatu hal - sepertinya istimewa, paling tidak menurutku - yang mmm gimana ya jelasinnya, menenangkan hati

a. oh ya? seperti apa?
b. pernah ga kamu ngerasain gini, saat kamu dalam proses pencarian tujuan, ternyata kamu ga ingin dibuat bahagia, tapi kamu akan bahagia ketika orang disekitarmu bisa kamu 'bahagia-kan'

a. belum ngerti juga maksudnya, kasih contoh dong?
b. ok gini sederhananya, sekedar bertegur sapa dengan orang dan akhirnya orang lain senyum ke kamu, ketika ada yang membutuhkan dan kamu bisa membuat orang lain tersenyum tulus, nahhh ini adalah bahagia yang kucari, ada titik dimana kamu merasa ada bukan untukmu sendiri, tapi untuk orang lain

a. oh ya ya
b. 😉

#JarKanSaja

Fulfill The Existence

yang saya pahami sejauh ini dalam hidup tidak ada yang terlalu rumit, sederhana saja, sebagian besar kita sendiri yang membuatnya rumit, baik ketika berhadapan dengan masalah, pilihan, ataupun situasi dan kondisi

benar, sejatinya yang kekal adalah perubahan, segala bentuk pola yang sudah ditemukan terdahulu belum tentu dapat diaplikasikan pada situasi saat ini, namun perlu dilakukan adaptasi, penyempurnaan sesuai dengan perkembangan yang ada, ada akal, hati dan akhlak yang seharusnya bisa membantu sekaligus membimbing, tidak lupa juga ada nafsu sebagai penyeimbang akan kebebasan (hak) yang sudah tentu (punya batas2)

setiap dari kita, sudah melekat tugas masing2, diantaranya kita adalah anak dari orang tua, ayah atau ibu dari anak kita, seorang teman dalam hal pergaulan, personal dalam kehidupan sosial, pekerja pada sebuah perusahaan, petani/peternak/regulator/konsumen dalam sebuah proses perdagangan, dan lain sebagainya

namun, ketika jabatan kita banyak merangkap, berlaku kondisi matrix sebagai bentuk pertanggung-jawaban paralel, yang seharusnya bisa beriringan tanpa perlu tumpang tindih atau ada yang merasa lebih didahulukan, terdapat unsur keadilan yang semestinya dikedepankan, memang relatif, adil menurut kita belum tentu cukup adil buat pihak lain, disinilah diperlukan niat baik yang tulus dan prasangka baik pada pihak lain, dengan harapan berjalan dengan baik, dan dapat diterima sebagai kebaikan pula

saya, seorang : anak, adik, ayah, karyawan, manusia sosial, warga negara, makhluk dunia ... yang masih berproses memenuhi sebuah janji, akan keberadaan

semoga kita bisa adil, amin

#JarKanSaja

Filosofi Kopi

kopi nikmat itu relatif

ada yang harus bercampur gula dulu baru dianggap enak, meski golongan - yang mengaku - 'pecinta kopi beneran' menganggapnya hina dengan sebutan kolak

ada yang harus melanglang buana ke negara lain lantaran buaian informasi 'katanya'
tidak sedikit juga yang masih 'loyal' bangga dengan cukup mengkonsumsi produk lokal saja

ada yang harus ikut andil pada setiap prosesnya, ketika menanam, memetik buah pilihan, roasting, grinding, dan seterusnya, sampai tersuguhkan didalam cangkir tertentu

ada juga yang ga mau ribet dan memilih instan saja

buat saya, kopi adalah proses pembelajaran, adaptasi perubahan dalam pencarian makna, teman dalam diam ketika ingin positive thinking, sebuah kenikmatan - relatif - tersendiri

#JarKanSaja
#SalamKopiErs

Investasi

setelah melalui masa yang cukup panjang, akhirnya saya temukan hobi sekaligus investasi, buku, ya, buku

paling engga bisa menghibur penanya kalo pas pengen tahu hobi saya, soalnya banyak yang sewot kalo saya jawab hobi saya tidur 😊 - padahal itu jujur loh 😑 -

sempat tergiur fotografi, sepedaan, lego, gaming, dll, tapi balik kanan lantaran rata2 cenderung konsumtif dengan dana yang tidak sedikit - meskipun ternyata koleksi buku juga nyerap banyak duit 😫 ah sudahlah, yang penting saya sudah punya hobi sekarang -

selain buku bisa diturunkan ke anak2, dijual atau dihibahkan, moga aja suatu saat bisa menelurkan karya tulis - meski ga yakin bakal laku - dengan banyaknya inspirasi ini, dan semoga bisa punya rak buku dengan manajeman yang baik kelak, amin

#JarKanSaja

Belajar Setiap Hari

pagi ini kami pengen makan diluar sekeluarga (kecil), sesekali biar bisa melontarkan jawaban "mau keluar bentar sama anak2" kalo pas dapat pertanyaan dari mertua, hehe

tujuan kami makan Gulai Kepala Ikan Karang, tepatnya di warung dekat Simpang TPI (dari Padang arah Pessel sebelah kanan), lupa nyatet nama warungnya #sigh

beringkittt, menyusuri Jati-Sawahan-Ganting-Mata Air, setelah melewati Simpang Akses Situs Malin Kundang dan SPBU (sebelah kanan), mendadak ada angkot yang baru aja menurunkan penumpang trus langsung jalan ambil ke kanan dan ga lama kemudian berhenti mendadak lantaran ada mobil didepannya yang mau putar arah menongolkan kepala mesinnya agak jauh, otomatis mobil aku rem dengan sedikit tergesa2, dan sepersekian detik kemudian terdengar 'brakkkk' di bagian belakang mobil kami, aduh batinku, keras ini keknya 'nyium'-nya, kuperhatikan spion, ada bapak2 tua membonceng anaknya dengan motor (maaf) butut yang mungkin rem-nya kurang pakem atau sang bapak sedang tidak konsen pas mendapati mobil kami, si bapak tidak kelihatan bersalah tapi aku menangkap adanya sinyal panik dan gelisah darinya, duhhh

ada 2 pilihan waktu itu

1. turun dari mobil, nyamperin si bapak dengan marah2 agar emosi bisa terluapkan - tanpa peduli apa kerusakan mobil - sembari (pura2) meminta ganti rugi untuk memenuhi hasrat nafsu dan ego, atau

2. berpikir sesaat, pahami dengan akal jernih bahwa hal ini sepenuhnya diluar kuasa kita, relakan saja, toh ini tentang materi yang masih bisa dicari pengganti, dan jelas tak terbawa ketika mati

tiap pilihan punya konsekuensi, yaitu (1) efeknya seharian bahkan mungkin sampai malam aku akan terus meledak2 dengan tetap berasumsi bahwa aku benar, hal ini jelas aku ceritakan ke siapapun dong, pada posisi ini sudah pasti rasa Gulai Kepala Ikan itu tak akan enak dilidah, atau (2) hatiku tenang, makanan tetap saja enak, mood tetap bagus

ketika pilihan sudah ditetapkan tanpa melihat dulu kondisi bemper plastik bagian belakang mobil, ada rasa 'penyerahan sepenuhnya' kepada Sang Pencipta, yang, begitu menyejukkan jiwa

si bapak berlalu tanpa berucap ataupun memalingkan wajah ke kami, ah sudahlah, kami pun berlalu melanjutkan pencarian Gulai Kepala Ikan ituh, Alhamdulillah bemper aman tak lecet sedikitpun, lanjut makan, nyam nyam

#SalamSatuAspal
#StaySafe
#JarKanSaja

Perjalanan Hidup pada Aspal yang Sama

saya memahami hidup sejauh ini, seperti sedang berkendara pada aspal yang sama, analogi yang cukup mendekati - paling tidak menurut saya pribadi -

saya, yang sering terbutakan akan tujuan, banyak mengabaikan pemandangan sepanjang perjalanan yang justru menyimpan segudang hikmah

pengecekan mesin, pengisian bbm, cek fisik ban, dsb, adalah bentuk upaya persiapan yang bisa dilakukan, semakin berilmu orangnya, maka lebih detail persiapan dilakukan, logika akal berasumsi persiapan yang lebih baik akan membuahkan hasil lebih baik pula

berebut bbm langka di SPBU, bersabar mengantri ketika macet, emosi ketika disalip pengendara lain, dsb, merupakan bentuk proses yang - mau tidak mau - harus dilalui lantaran kita berada di aspal yang sama, meski tujuannya berbeda, diperlukan hati yang sejuk dan mental yang siap agar tetap bisa fokus pada tujuan dengan nyaman

sesekali saya tersentak, 'tujuan' yang biasa tertuliskan nama kota, seperti Medan, Jakarta, Pekanbaru, dsb, sering saya dapati hanyalah 'klise', simbolis saja, lantaran tujuan dan langkah kita sendiri sering tidak ada kaitan

ah #JarKanSaja

mari kita lanjutkan perjalanan ini, hingga masanya berakhir