10 April 2009

Realistis ...

*** Maafkan aku temans, maafkan segala khilaf perkataan dan perbuatan yang tak baikku selama ini, maafkan aku sekali lagi. ***

Beragam kisah, uji-coba, usaha dan segenap doa untuk melangkah menuju kedewasaan yang sudah kucoba ternyata tidak berhasil (tidak sesuai dengan yang kuharapkan). Hanya target pribadi, namun cukup besar buatku. Kedewasaan yang kuharapkan bisa ku gapai ternyata tidak mulus. Mungkin memang akan nikmat jika tak lagi kucoba dan kunikmati saja segala rizki yang ada, biarlah kedewasaan datang pada saatnya nanti, takkan lagi kupaksakan sesuai kehendakku, biarlah sesuai dengan alur untuk kedewasaan itu sendiri.

Konflik, bentrok kata2 sudah banyak terjadi, sesal dan pelampiasan negatif sampai dengan putusnya persahabatan tak luput dari akibat yang ditimbulkan, dan yang tersisa hanya senyum puas atau kekecewaan klise tanpa makna.

Umur jagung yang kusandang sekarang, kuikhlaskan saja adanya, berniat hal ini yang terbaik untuk semua :)

Aku akui makhluk sosial sudah menjadi salah satu title-ku, keberadaanku didalamnya tak dapat dielakkan, namun rasa egois kumenangkan untuk mendahulukan kepentingan keluarga kecil-ku. Prioritas yang mungkin terkesan janggal dan tidak logis (jika disimpulkan dari semua pelajaran semasa sekolah), tapi cukup realistis buatku. Rasa nasionalisme tinggi ternyata tak bisa mencukupi kebutuhan makanku sehari-hari, sering ngumpul dan aktif dalam kelembagaan sosial juga tidak bisa bikin dapur di rumah 'ngepul'.

Akan kutempuh cara halal dan logis untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil-ku, meski kadang ternilai egois atau kerdil atau apalah namanya, aku tetap yakin realistis lah yang pantas dijadikan pegangan.

*** Sorry (again) ... ***

Cheers ...

Tidak ada komentar: