24 April 2009
Apa itu LPDLR/LPDLM (BTS Siemens) ?
Berikut penjelasan singkatnya (imho/cmiiw) :
1. Minta tolong paman google liatin kata kunci 'LPDLR BTS Siemens', dan mendapatkan link Dictionary ini dengan beberapa pengertian sbb.
>> LPDLR = Telecom LAPD Link on the A-bis Interface
>> LPDLM = O&M LAPD link on A-bis Interface
2. Nyari pengertian LAPD, kembali minta tolong sang paman dengan memasukkan kata kunci 'LAPD Siemens' dan dapat link Wikipedia
>> LAPD = Link Access Procedures on the D channel
>> >> Specified in ITU-T Q.920 and ITU-T Q.921, is the second layer protocol on the ISDN protocol stack in the D channel. The bit rate of the D channel of a basic rate interface is 16 kbit/s, whereas it amounts to 64 kbit/s on a primary rate interface.
*** Jadi bisa disimpulkan bahwa LPDLR (yang terletak di sebuah sektor/cell dan berada diantara TRX dan Channel/Timeslot) adalah metode/control yang menjalankan fungsi pembagian/alokasi timeslot pada TRX ke Channel yang dipancarkan pada A-bis Interface (Air Interface dari BTS ke MS (Mobile Station) / HP pelanggan. Sebuah LPDLR handle sebuah TRX.
*** Sedangkan untuk LPDLM, adalah O&M (fungsi Operation & Maintenance) LAPD link pada A-bis Interface yang mengatur LPDLR.
Begitu mungkin kira2, semoga bermanfaat.
10 April 2009
Realistis ...
Beragam kisah, uji-coba, usaha dan segenap doa untuk melangkah menuju kedewasaan yang sudah kucoba ternyata tidak berhasil (tidak sesuai dengan yang kuharapkan). Hanya target pribadi, namun cukup besar buatku. Kedewasaan yang kuharapkan bisa ku gapai ternyata tidak mulus. Mungkin memang akan nikmat jika tak lagi kucoba dan kunikmati saja segala rizki yang ada, biarlah kedewasaan datang pada saatnya nanti, takkan lagi kupaksakan sesuai kehendakku, biarlah sesuai dengan alur untuk kedewasaan itu sendiri.
Konflik, bentrok kata2 sudah banyak terjadi, sesal dan pelampiasan negatif sampai dengan putusnya persahabatan tak luput dari akibat yang ditimbulkan, dan yang tersisa hanya senyum puas atau kekecewaan klise tanpa makna.
Umur jagung yang kusandang sekarang, kuikhlaskan saja adanya, berniat hal ini yang terbaik untuk semua :)
Aku akui makhluk sosial sudah menjadi salah satu title-ku, keberadaanku didalamnya tak dapat dielakkan, namun rasa egois kumenangkan untuk mendahulukan kepentingan keluarga kecil-ku. Prioritas yang mungkin terkesan janggal dan tidak logis (jika disimpulkan dari semua pelajaran semasa sekolah), tapi cukup realistis buatku. Rasa nasionalisme tinggi ternyata tak bisa mencukupi kebutuhan makanku sehari-hari, sering ngumpul dan aktif dalam kelembagaan sosial juga tidak bisa bikin dapur di rumah 'ngepul'.
Akan kutempuh cara halal dan logis untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil-ku, meski kadang ternilai egois atau kerdil atau apalah namanya, aku tetap yakin realistis lah yang pantas dijadikan pegangan.
*** Sorry (again) ... ***
Cheers ...